Definisi Sistem Informasi
Menurut Lucas dalam PHPA dan WWF (1997), sebuah sistem adalah suatu himpunan
atau variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu
sama lain dan terpadu serta mempunyai tujuan dan sasaran. Sedangkan American
National Standard Institute Inc menyebutkan bahwa sistem adalah serangkaian
metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang teratur
sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Selanjutnya Lucas, menyebutkan
informasi sebagai sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi
derajad kepastian tentang suatu keadaan atau kejadian dan sistem informasi
adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan
memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan
organisasi.
Nilai suatu informasi
tergantung pada banyak hal termasuk waktu, konteksnya, biaya pengumpulan,
penyimpanan, manipulasi dan presentasi. Informasi dan komunikasi adalah satu
dari kunci proses pembangunan dan merupakan karakteristik dari “contemporary
societies”. Dalam lingkup tugas diharapkan, ada dua macam sistem informasi yang
dapat diidentifikasikan (Meguire dalam Akbar 1995), yaitu: transaction
processing system dan decision support system. Pada transaction processing
system, penekanannya adalah pencatatan/recording dan “manipulasi” pada setiap
kegiatan. Contoh populer adalah pada kegiatan perbankan dan reservasi
penerbangan. Pada decision support system, penekananya adalah pada manipulasi,
analisis, dan secara khusus pada pemodelan untuk kepentingan mendukung
pengambil keputusan seperti manajer perusahaan, politis dan pejabat pemerintah.
Geografi
Geografi berasal dari gabungan kata geo dan graphy. Geo berarti bumi, sedangkan
graphy berarti proses penulisan, sehingga geografi berarti penulisan tentang
bumi. Secara ringkas pengertian geografi mencakup hubungan manusia dengan
tempat mereka berpijak dan mnguasai sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Salah satu alat dalam melukiskan keruangan adalah dalam bentuk
informasi hubungan spasial yang dikenal sebagai peta. Peta merupakan cara
komunikasi grafis dari pembuat peta mengenai aspek spasial permukaan bumi, baik
ukuran kecil ataupun seluruh permukaan bumi.
Data dan Informasi
Data dan informasi itu sendiri perlu disepakati definisinya. Data adalah “bahan
mentah” sedangkan informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa,
dianalisis serta ditampilkan dalam bentuk-bentuk tertentu sehingga mempunyai
nilai tambah dan kegunaan. Tetapi keduanya terikat erat satu sama lain, agak
sukar mengatakan yang satu lebih penting dari yang lainnya.
Data dan informasi yang
berdimensi geometris-teknis misalnya berupa peta, baik yang berupa peta dasar
maupun tematis dan teknis. Kemudian juga berupa gambar-gambar teknis dan aturan
perangkatnya, misalnya lebar jalan, jarak fasilitas pelayaran umum dengan
permukiman dan lain sebagainya.
Sedangkan dimensi sosial budaya dari data dan informasi suatu wilayah banyak
sekali, misalnya kultur masyarakat, tingkat pendidikan, komposisi penduduk, dan
lain-lain.
Peta dan Pemetaan
Peta merupakan penyajian secara grafis dari kumpulan data yang mentah maupun
yang telah dianalisis atau informasi sesuai lokasinya. Dengan kata lain peta
adalah bentuk sajian informasi spasial mengenai permukaan bumi untuk dapat
dipergunakan dalam pembuatan keputusan. Supaya bermanfaat, suatu peta harus
dapat menampilkan informasi secara jelas, mengandung ketelitian yang tinggi,
walaupun tidak dihindari harus bersifat selektif, dengan mengalami pengolahan,
biasanya terlebih dahulu ditambah dengan ilmu pengetahuan agar lebih dapat
dimanfaatkan langsung oleh pengguna.
Informasi dapat
dipandang sebagai data yang telah ditambah dengan pengetahuan untuk mengekstrak
maknanya. Misalnya kita ingin menyajikan data mengenai jumlah penduduk pada
suatu kabupaten. Dengan hanya menyajikan data hasil sensus, mungkin maknanya
kurang jelas walaupun data tersebut telah disajikan dengan keadaan sebenarnya.
Mengolah data tersebut secara statistic, menyajikannya dalam bentuk terkelaskan
berdasar kelompok umur, jenis kelamin, dll, akan jauh lebih bermakna. Penyajian
langsung adalah poenyajian data, sedangkan penyajian yang terakhir adalah
penyajian informasi yang dalam hal ini disebut dengan pemetaan.
S I G
Cukup sulit untuk memberi batasan Sistem Informasi Geografis (selanjutnya
disebut SIG atau GIS : Geographic Information System) karena banyaknya cara
untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikannya. Penekanan-penekanan dalam SIG
juga beraneka ragam. Beberapa berpendapat bahwa perangkat lunak dan keras
adalah fokus utama, sedangkan yang lain berpendapat bahwa intinya adalah proses
informasi/aplikasi.
ESRI (1989)
mendefiniskkan SIG sebagai : An organized collection of computer hardware,
software, geographic data and personnal designed to efficiently capture, store,
update, manipulate, analyze, and display all forms of geographicaly referenced
information (kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer,
perangkat lunak, data geografi dan personil yang didisain untuk memperoleh, menyimpan,
memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi
yang bereferensi geografi. Pada bagian lain ESRI meringkasnya, SIG sebagai A
computer system capable of holding and using data describeing places on the
earth's surface (sistem komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang
menjelaskan tempat pada permukaan bumi).
Dapat disimpulkan bahwa
SIG merupakan suatu alat, metode, dan prosedur yang mempermudah dan mempercepat
usaha untuk menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan
yang ada dalam ruang muka bumi. Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG
adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan
dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan
DATA / INFORMASI SPASIAL
Dimensi
Unsur data/datum dalam SIG memiliki 3 “dimensi”/aspek/label : (1) dimensi
keruangan (spatial dimensions) yang menunjuk pada sifat ruang atau lokasi
geografi di permukaan bumi; (2) dimensi waktu (temporal dimensions) saat dalam
suatu waktu/periode tertentu; dan (3) dimensi tematik, dimensi ini menerangkan
apa yang diukur seperti bentuk, kedalaman, variabel. Kadang-kadang dimensi
tematik ini disebut sebagai dimensi topikal atau dimensi karakteristik.
Komponen
Pada dasarnya ada 5 komponen atau tahap yang perlu diperhatikan dalam konsepsi, disain, pengembangan, penerapan dan pembinaan suatu sistem informasi, yaitu:
Pada dasarnya ada 5 komponen atau tahap yang perlu diperhatikan dalam konsepsi, disain, pengembangan, penerapan dan pembinaan suatu sistem informasi, yaitu:
1. Spesifikasi Data : menyangkut penentuan himpunan
data set dan format data (cara bagaimana unsur data disimpan) yang keduanya merupakan
input terhadap pengembangan basis data.
2. Pengumpulan Data : menyangkut pekerjaan
mencatat, merekam, mengamati mengenai ukuran, nilai atau status obyek dari
himpunan data.
3. Pengolahan Data : menyangkut pekerjaan
penyimpanan, pengambilan kembali dan manipulasi data yang dilaksanakan terhadap
data yang disimpan dalam pangkalan data untuk menghasilkan informasi.
4. Penyebaran Data : menyangkut penyampaian data
dan atau informasi kepada para pemakai dalam bentuk tabulasi, peta, informasi
dijital, dan lain-lain.
5. Penerapan Data : dilaksanakan oleh para pemakai
data/informasi sewaktu melaksanakan aktivitas operasional, kontrol, perencanaan
dan sebagainya.
Jenis Informasi
Dalam lingkup tugas yang diharapkan, ada dua macam sistem informasi yang dapat
diidentifikasi (Maguire 1991 dalam Akbar 1995), yaitu : transaction processing
system dan decision support system. Pada transaction processing system,
penekanannya adalah pencatatan/recording dan ‘manipulasi’ pada setiap kegiatan.
Contoh populer adalah pada kegiatan perbankan dan reservasi penerbangan. Pada
decision support system, penekanannya adalah pada manipulasi, analisis, dan
secara khusus pada permodelan untuk kepentingan mendukung pengambil keputusan.
Analisis
Satu hal yang membedakan dan merupakan ‘kekuatan’ utama SIG dibandingkan dengan
sistem iinformasi lainnya adalah kemampuannya dalam melakukan analisis
keruangan. Disamping mampu melakukan analisis keruangan SIG sering juga
dimanfaatkan untuk analisis visual (biasanya untuk studi social ekonomi),
analisis tematikal/topical, analisis temporal.
Analisis keruangan dalam
SIG antara lain berupa : union, merge, intersect, clip, dissolve, dll Dalam
pengembangannya di Indonesia, kemampuan SIG yang membedakan dengan sistem
informasi lainnya ini kurang banyak terimplementasikan. Salah satu penyebabnya
antara lain kurang tersedianya data yang siap diolah (peta) dan atau kurangnya
sharing data, sehingga pengembangan SIG lebih banyak ke entry data yang kurang
lebih akan memakan dana/tenaga 60-70%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar